Senin, 22 Februari 2016

MATI

Aku bergidik tiap mengingat mati.
ku kira itu satu-satunya, namun semua berubah sejak rindu menyerang,
mati, ku kira sudah cukup menjadi momok yang mengusik ketenangan,
lalu rindu datang menyempurnakan segala kegusaran.

Setiap Pagi, selalu cukup menakutkan karena ingatan mati tak pernah lindap,
dan pagi, semakin sempurna seramnya karena diimbuh ingatan tentangmu,
dan mati semakin mengerikan semenjak mengenalmu,
aku takut, mati menyudahkan penantianku akan dirmu,
takut kalau-kalau mati menjadi penggenap dosaku,

Kau dan mati, persamaannya adalah kengerian yang tidak lepas dariku,
tidak mungkin.
Kenapa rindu selalu menjadi hal yang tidak mudah diselesaikan?
seperti keinginan bertemu dengan Tuhan untuk menuntaskan rindu,
tapi sekaligus ketidakinginan untuk melalui proses yang disebut mati.

#Widara
23 Februari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar