Senin, 14 Maret 2016

Kita yang Islam (Entah)

Sebuah puisi membawa orang-orang baru pada setiap baitnya, ibarat daun pintu, puisi menggugah orang lain untuk mau mengetuk lalu bertamu.
Puisi itulah mengantarku pada perkenalan yang baik denganmu, perkenalan yang tanpa modus, mean juga median, kita murni menjalin pertemanan yang tulus, tanpa i'tikad melibatkan apapun termasuk hasrat mau-mauan.
Aku hanya tahu kau Islam, sama denganku, lalu disatu hari kau baru saja menulis sesuatu di blogmu, kau memintaku membacanya dan mengoreksi bila perlu, kau sangat meminta tolong setidaknya nadamu menyiratkan demikian, hari itu kali pertama aku membuka blogmu setelah selama ini membaca puisimu tidak pernah melalui blog.
Di blogmu itu terkuak, walau hanya sebatas dugaan permulaan, ada simbol-simbol pengklaiman terhadap Ayah Husain, ada kesan mendalam yang kau gambarkan tentang Karbala, Ashura, ku abaikan ku pikir urusan vertikal seseorang adalah pribadi bukan urusanku, aku fokus saja membaca tulisan yang kau minta kalau-kalau benar ada yang bisa diberi saran sesuai pintamu.
Baru seperdua perjalanan di tulisanmu, muncul quote di sisi kiri blogmu bertuliskan nama IMAM MUSA AL KADHIM AS, aku terdiam membathin "dua alat bukti ditambah keyakinan, ini cukup untuk ku menyatakan kamu". Setelah ku khatamkan tulisanmu yang ku rasa tidak memerlukan perbaikan (karena pada dasarnya aku tidak kompeten untuk itu), ku kabari kau, ada hal yang sangat ingin ku tanyakan.
"Hai, sudah kubaca tulisan antum, sangat bagus, mau ku tanya, antum muslim kan?",
kau jawab "JazakIllah, iya muslim kau kan sudah tahu",
ku timpali "Maaf, antum Syi*h?",
kau menjawab "Iya, kenapa kau tahu",
"bukan apa-apa, semoga pertemanan kita adalah perjalinan yang baik, tidak memperseterukan apapun, walau sejatinya ada kebingungan, entah, cukuplah Allah" pungkasku.
Kita terlanjur ada dalam kotak, bagaimana pun itu, semoga Allah menghimpun kita dalam kebaikan. Bagiku sebaik-baik keyakinan, adalah tidak dijadikannya alasan untuk saling bertindak kejam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar